Legal and Ethical Implications of Absentee Ownership in Agricultural Land Transactions: The Position of the Land Deed Official

Authors

  • Ester Imanuela Dwi Putri Master of Notary Student, Faculty of Law, Universitas Brawijaya, Indonesia
  • Moh Fadli Faculty Of Law, Brawijaya University Malang, Indonesia, Indonesia
  • Supriyadi Faculty Of Law, Brawijaya University Malang, Indonesia, Indonesia

Keywords:

Land Deed Official, Sale and Purchase Deed, Absentee, Agricultural Land

Abstract

This study aims to analyze the legal consequences of a sale and purchase deed of absentee agricultural land made by a Land Deed Official. The issue being studied is the drafting of a sale and purchase deed by a Land Deed Official for absentee agricultural land, where the ownership of such land has been prohibited as stipulated in Article 3d of Government Regulation Number 41 of 1964 concerning Amendments and Additions to Government Regulation Number 224 of 1961 on the Implementation of Land Redistribution and Compensation. Furthermore, the Land Deed Official is obliged to refuse to draft deeds that contradict the prevailing laws and regulations, particularly in relation to absentee agricultural land, as regulated in Article 39 paragraph (1) letter g of Government Regulation Number 24 of 1997 concerning Land Registration. This research employs normative juridical research using the statutory approach, conceptual approach, case approach, and historical approach. The legal materials used in this research consist of primary legal materials and secondary legal materials. The research findings indicate that the legal consequences of a sale and purchase deed drafted by a Land Deed Official for absentee agricultural land are in conflict with the prevailing laws and regulations, specifically Article 1320 of the Indonesian Civil Code (KUHPer) concerning the validity requirements of an agreement, as it violates both subjective and objective requirements. As a result, the sale and purchase deed becomes null and void by operation of law, rendering it invalid or deemed never to have existed.

Downloads

Download data is not yet available.

References

[1] Abdurahman, S. (2016) Tinjauan Yuridis Kepemilikan Tanah Absentee Dikaji Dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria”, Jurnal Lex Crimen,5(6), 122-130;

[2] Ambarwati, A. (2022) Keberadaan Tanah Absentee Kini (Studi Kasus di Kota Parepare, SulawesiSelatan), JULIA: Jurnal Litigasi Amsir, 9(3), 230-236;

[3] Assikin, Y., C. (2019) Tanggung Jawab Pejabat Pembuat Akta Tanah Berkaitan Dengan DibatalkanAkta Jual Beli Ditinjau Dari Peraturan Perundang-Undangan Yang Berlaku, ACTADIURNAL Jurnal Ilmu Hukum Kenotariatan, 3(1), Hlm. 80-97;

[4] Azmilhuda, W. F. (2022), The legal consequences of the criminal acts signature in the deed of land purchase in front of the land deed official. NEGREI: Academic Journal of Law and Governance, 2(2), 161–174;

[5] Butarbutar, D., D. (2015) Mengatasi Kepemilikan Tanah Absentee/Guntai, Pakuan Law Review, 1(2),https://doi.org/10.33751/palar.v1i2.929;

[6] Fathoni, A. (2024), Peran Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Masa Peralihan Perubahan Hak Kepemilikan Tanah Pertanian Sesuai Domisili Menjadi Tidak Sesuai Domisili (Absentee) di Wilayah Karawang, ADIL: Jurnal Hukum, 15(2), 212-228;

[7] Fitri, B. L., Deni, F. (2022) Akibat Hukum Akta Jual Beli PPAT Yang Tidak Dibacakan Dihadapan Para Pihak, Imanot: Jurnal Kemahasiswaan Hukum & Kenotariatan, 1(2), Juni 2022, 535-549;

[8] Halim, R. Hukum Administrasi Negara, Jakarta: PT Raja Grafindo Perdada, 2004;

[9] Harsono, B. Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria Isi dan Pelaksanaannya, Jakarta, Djambatan, 2007;

[10] Harsono, B. Hukum Agraria Indonesia, Jakarta: Djambatan, 1994

[11] ________Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Jakarta: Djembatan, 2007;

[12] Isnaeni, D. (2017) Kebijakan Landreform Sebagai Penerapan Politik Pembaharuan Hukum Agraria Yang Berparadigma Pancasila, Jurnal Ketahanan Pangan, 1(2), 83-97;

[13] Istanti, Khisni, A. (2017) Akibat Hukum Dari Akta Jual Beli Tanah Dihadapan PPAT Yang Dibuat Tidak Sesuai Dengan Prosedur Pembuatan Akta PPAT, JURNAL AKTA, 4(2), 271-282 http://dx.doi.org/10.30659/akta.v4i2.1797;

[14] Junaedi, Djajaputra, G. (2022) Tanggung Jawab PPAT Sementara Dan Akibat Hukum Akta Jual Beli Yang Dibatalkan Melalui Putusan Pengadilan, Jurnal Suara Hukum, 4(1), 107-136, https://doi.org/10.26740/jsh.v4n1.p107-13660;

[15] Ester Imanuela Dwi Putri Legal and Ethical Implications of Absentee Ownership in Agricultural Land Transactions: The Position of the Land Deed Official Kusumawati, N. L. P. E. (2023) Pola Penggarapan Tanah Pertanian Absentee di Desa Kintamani Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli, Jurnal Analogi Hukum, 5(1), Hlm. 41-47, https://doi.org/10.22225/ah.5.1.2023.41-47;

[16] Maharani, V. (2020) Akibat Hukum Kelalaian Pejabat Pembuat Akta Tanah Terhadap Akta Jual Beli Yang Tidak Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan Pendaftaran Tanah (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Padang Nomor 59/Pdt.G/2019 PN Pdg), Indonesian Notary, 2., 276-298;

[17] Parlindungan, A. P. Landreform di Indonesia Suatu Studi Perbandingan, Bandung: Alumni, 1987;

[18] Perangin, E. Hukum Agraria di Indonesia Suatu Telaah dari Sudut Pandang Praktisi Hukum, Cet. 4, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994;

[19] Perangin, E. Hukum Agraria di Indonesia Suatu Telaah dari Sudut Pandang Praktisi Hukum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1986; [20] Permatasari, E. (2018) Perlindungan Hukum Kepemilikan Tanah Absentee Yang Diperoleh Akibat Pewarisan, Varia Justicia, 14(1), 1-9 https://doi.org/10.31603/variajusticia.v14i1.2052;

[21] Prabowo, S., B. Pemilikan Tanah Pertanian Secara Absentee Dan Pertanggung Jawaban Hukum Badan Pertanahan Kabupaten Boalemo Atas Penerbitan Sertifikat (Studi Kasus Di Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo), Tesis, Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, 2016;

[22] Prawita, M. (2021) Urgensi Keberadaan Pengaturan Larangan Kepemilikan Tanah Secara Absentee Dalam Reforma Agraria, Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 6(2), 545-553, http://dx.doi.org/10.17977/um019v6i2p545-553;

[23] Putri S. R. T., Kusumadara, A., & Sjafi’i, R. I. R. (2024), Notary’s Responsibility for Making Deed if Statement Related to Sale and Purchase Deed Containing Nominee Element, NEGREI: Acadenic Journal of Law and Governance, 4(2), 163-184;

[24] Roselino, V. (2024) Penyebab Dan Larangan Kepemilikan Tanah Absentee Di Indonesia, Al-Dalil Jurnal Ilmu Sosial, Politik, dan Hukum, 2(2), 17-23;

[25] Rosmiati, N., Amiludin, (2019) Pelaksanaan Larangan Pemilikan Tanah Pertanian Secara Absentee Di Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang (Studi Kasus Di Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang), Jurnal Hukum Replik, 7(2), Hlm. 18-37 http://dx.doi.org/10.31000/jhr.v7i2.2936;

[26] Rumadanu, F. (2025) Kepastian Hukum Kedudukan Akta Jual Beli (AJB) Sebagai Dasar Gugatan, Ranah Research: Journal of Multidisciplinary Research and Development, 7(2), 720-728, https://doi.org/10.38035/rrj.v7i2.1309;

[27] Salawati, L. (2022) Akibat Hukum Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Karena Adanya Gugatan Terkait Dokumen Palsu Dan keterangan Palsu Dalam Pembuatan Akta, SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-I, 9(3), 683-704, https://doi.org/10.15408/sjsbs.v9i3.25884;

[28] Santoso, U. Hukum Agraria (Kajian Komperhensif), Jakarta: Kencana Prenada Media, 2012.Saphira, J. Pembatalan Akta Jual Beli PPAT oleh Putusan Pengadilan Negeri (Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 449/PDT.G/2013/PN.JKT.SEL), Tesis Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016;

[29] Sari, B., F. (2021) Akibat Hukum Kelalaian PPAT Dalam Pembuatan Akta Jual Beli Yang Mengakibatkan Aktanya Tidak Memiliki Kekuatan Pembuktian Formal (Formale Bewijskracht) (Studi Putusan Banding Pengadilan Tinggi Medan Nomor 115/PDT/2018/PTMDN), Indonesian Notary, 3(3), 561-584;

[30] Sinaga, P. (2022) Implementasi Landreform Yang Berkeadilan Bagi Petani Tembakau, Jurnal Hukum Progresif, 10(1), 1-11 http://dx.doi.org/10.14710/jhp.10.1.1-11

[31] Soekanto, S., Mamudji, S. Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003

[32] Widiyono, T. dan Khan, Z. K. (2023) Legal Certainty in Land Rights Acquisition in Indonesia National Land Law, Law Reform, 19(1), 128-147 http://dx.doi.org/10.14710/lr.v19i1.48393;

[33] Wiradi, I., G., N., Y., Hutapea, M. (2018) Peran PPAT Dalam Mencegah Pemilikan Secara Absentee Melalui Jual-Beli Hak Milik Atas Tanah Petanian, JUSTITIA ET PAX: Jurnal Hukum, 34(1), 119-135 https://doi.org/10.24002/jep.v34i1.1627.

Downloads

Published

2025-05-16

How to Cite

Putri, E. I. D., Fadli, M., & Supriyadi. (2025). Legal and Ethical Implications of Absentee Ownership in Agricultural Land Transactions: The Position of the Land Deed Official. NEGREI: Academic Journal of Law and Governance, 5(1), 44–61. Retrieved from https://journal.iaincurup.ac.id/index.php/negrei/article/view/12506

Issue

Section

Articles

Citation Check