A Legal Framework for Social Forestry Management that Provides Access Rights to Communities in Forest Resource Utilization
Keywords:
Legal Framework, Community Based Forest Management, Community Access Rights, Forest Resource UtilizationAbstract
This study aims to explore and establish a national legal framework that provides a legal basis for community access rights in the utilization of forest resources. This study emphasises the importance of shifting the paradigm from entirely state-based forest management, to community-based forest management that will strengthen state forest management. This research uses normative legal research methods with qualitative juridical analysis of legal materials. The results show that there is a strong legal framework both at the level of the constitution, Constitutional Court decisions, and laws and regulations, up to the level of technical regulations in the Minister of Environment and Forestry Regulation. Social Forestry policy and its implementation can provide legal certainty and justice for community access rights in forest resource utilization. However, Social Forestry in its implementation also contains a number of challenges that need to be addressed.
Downloads
References
[1] Adam Mulya Bunga Mayam dan Adelline Syahda, “Kepatuhan Penyelenggara Negara Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi (Analisis Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Kehutanan, Perkebunan dan Pertambangan Tahun 2003-2016)”, (Jakarta: YayasanKonstitusi Demokrasi Inisiatif, 2017);
[2] Adi Junedi, “PHBM Instrumen Pembangunan Masyarakat Desa Sekitar Hutan”, dalam Sukmarenidan Herma Yulis (Ed), Sekelumit Kisah Lapangan Mendorong Pengelolaan Hutan Berbasiskan Masyarakat (Jambi: Komunitas Konservasi Indonesia WARSI, 2016);
[3] Agus Wiyanto, Hutan, Manusia dan Dinamika Pengelolaannya, (Bogor: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pusat Diklat SDM Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2022);
[4] Ahmad Redi, “Dinamika Konsepsi Penguasaan Negara Atas Sumber Daya Alam”, Jurnal Konstitusi, Vol. 12 , No. 12 (Juni, 2015), 402, https://doi.org/10.31078/jk12210;
[5] Aisyah Lailiyah dkk, “Laporan Akhir Kelompok Kerja Analisis dan Evaluasi Dalam Rangka Penyelamatan dan Pengelolaan Kawasan Hutan”, (Jakarta: Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, 2017);
[6] Desriko Malayu Putra dkk, “Pengelolaan Hutan Berbasiskan Kearifan Lokal”, (Padang: ARIFHA, 2014);
[7] Edwin Martin, “Bersama Membangun Perhutanan Sosial (Hutan Desa : Menghadirkan Negara dalam Tata Kelola Lokal)” (Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Kebijakan dan Perubahan Iklim, PT Penerbit IPB Press, 2020);
[8] Erina Pane, Adam M. Yanis and Is Susanto, “Social Forestry: The Balance between Welfare and Ecological Justice”, (International Journal of Criminology and Sociology, Vol. 10, (2021);
[9] Gheovani Abdul Aziz etc.The Right of Management Originating From Indigenous People Ulayat Land: A Curse or A Solution?, Negrei Journal, volume 4, number 2, (2024), https://doi.org/10.29240/negrei.v4i2.11405;
[10] Gutomo Bayu Aji dkk, Stategi Pengurangan Kemiskinan di Desa-Desa Sekitar Hutan (Pengembangan Model PHBM dan HKm), Laporan Penelitian (Jakarta: Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2013);
[11] H. Joni, “Hukum Lingkungan Kehutanan”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2015;
[12] Hariadi Kartodihardjo, “Krisis Konflik Tenurial-PSDA Indonesia: Pembelajaran dari Dewan Kehutanan Nasional” dalam Eko Cahyono dkk (Ed), Reforma Agraria Sektor Kehutanan, Ragam Masalah dan Tantangan, (Bogor: PT. Penerbit IPB Press, 2018);
[13] Hery Santoso dan Edi Purwanto, “Masyarakat, Hutan dan Negara: Setengah Abad Perhutanan Sosial di Indonesia (1970-2020)”, (Bogor: Tropenbos Indonesia, 2021);
[14] I D.G. Palguna, Saldi Isra dan Pan Mohamad Faiz, “The Constitutional Court and Human Rights Protection in Indonesia”, (Depok: PT. RajaGrafindo Persada, 2022);
[15] KpSHK, “Naskah Evaluasi Kebijakan KpSHK, Kebijakan Perhutan Sosial dalam Perspektif dan Kebutuhan Promosi Sistem Hutan Kemasyarakatan: Kritik terhadap Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 83 Tahun 2016 tentang Perhutanan Sosial dan Usulan Percepatan Implementasinya”, (Jakarta: KpSHK, 2017);
[16] Maria SW Sumardjono, “Perubahan/Revisi Undang-Undang Nomor 41 Tahunn 1999 tentang Kehutanan: Parsial atau Total”, dalam Prosiding Seminar Nasional “Urgensi Perubahan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, Pusat Perancangan Undang- Undang Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 2017;
[17] Marie-Claire Cordonier Segger and Ashfaq Khalfan, “Sustainable Development Law: Principles, Practices, & Prospects”, (New York: Oxford University Press, 2004);
[18] San Afri Awang, Politik Kehutanan Masyarakat (Yogyakarta: Center for Critical Social Studies (CCSS) dan Kreasi Wacana, 2007);
[19] Siti Rakhma Mary Herwati dkk, “Menuju Penyelesaian Konflik Tenurial Kehutanan” (Jakarta: Perkumpulan untuk Pembaharuan Hukum Berbasiskan Masyarakat dan Ekologis (Huma), 2013);
[20] Statistik Ditjen PSKL Tahun 2019 (Jakarta: Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2020);
[21] Sulistya Ekawati dkk, “Bersama Membangun Perhutanan Sosial”, (Bogor: IPB Press, 2020);[20];
[22] Wiratno, “Keberpihakan, Kepedulian, Kepeloporan, Konsistensi, Kepemimpinan Masa Depan Perhutanan Sosial di Indonesia” Makalah disampaikan pada Semiloka Nasional Hutan Indonesia, Reposisi Tata Kelola Hutan Indonesia untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan, Kelestarian Lingkungan, dan Kesejahteraan Rakyat, Hotel Sahid, Jakarta, 1-2 September 2016;
[23] _______, “Perebutan Ruang Kelola: Refleksi Perjuangan dan Masa Depan Perhutanan Sosial di Indonesia”, Rimba Indonesia: Indonesian Journal of Forestry, Volume 61 (Maret, 2018): 4, https://rimbaindonesia.id/wp-content/uploads/2020/03/MRI-Edisi-61.pdf;
[24] Yance Arizona dkk, “Mengakiri Rezim Kriminalisasi Kehutanan, Anotasi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 95/Puu-Xii/2014 Mengenai Pengujian Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan, dan Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan”, (Jakarta: Epistema Institute dan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), 2015);
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Copyright (c) 2025 EDRA SATMAIDI EDRA SATMAIDI

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with NEGREI: Academic Journal of Law and Governance agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License (CC BY-NC-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).